Tawar-Menawar Keteguhan

11:23 AM 0 Comments A+ a-

Ig : @couchpodato


Beberapa waktu lalu secara resmi saya di terima bekerja di sebuah perusahaan asing (kedua kalinya) dari Korea Selatan, sekaligus perusahaan pertama yang menerima saya bekerja dari industri manufaktur setelah sebelumnya selama 3-4 tahun bekerja di perusahaan-perusahaan jasa. Ada beberapa hal yang membuat saya puas. Pertama karena dari banyaknya pendaftar saya termasuk yang terpilih dan dapat mengikuti masa probation. Kedua karena setelah dua kali mengikuti seleksi yang proses interview nya langsung dengan orang asing saya dapat lolos (Saat itu, ketika saya diterima lalu bekerja di perusahaan asal Malaysia dengan atasan sekaligus interviewer yang berasal dari Philipina dan terakhir interviewer sekaligus Direktur Perusahaan asal Korea Selatan). Artinya ada kegembiraan yang terselip dalam perasaan saat mengetahui bahwa potensi yang saya miliki lebih dihargai oleh orang asing, mengingat adanya stereotipe positif terhadap orang asing di dunia profesionalitas apalagi terhadap negara maju. Sebenarnya, saya tidak bisa menyalahkan interviewer dari negara sendiri yang pada saat itu saya pikir tidak bisa melihat potensi saya secara baik. Karena, semua hal kembali pada "fortune"nya masing-masing. Ada berkah dan rejeki yang sudah Tuhan atur. Belum lagi, abilities yang mungkin tidak memenuhi kualifikasi yang sesuai dengan perusahaan yang tidak menerima atau mungkin peserta lain yang saat itu lebih potensial. Ada banyak hal yang dapat menjadi kemungkinan. Namun, tetap saja saat itu terpikir bahwa saya lebih dihargai oleh orang-orang asing...


Terlepas dari apa yang dirasakan, ada hal yang ingin saya utarakan. 
Bukan permasalahan "seleksi" yang ingin dibahas, melainkan hal lain. Dengan berat hati saya tidak mengambil kesempatan yang telah diberikan. Jujur, saat itu saya merasa tidak tahu diri dan tidak tahu bersyukur. Banyak kebimbangan sampai keputusan yang sulit juga terpaksa harus saya buat. Semua ini setelah saya mencoba kembali bertanya pada nurani. Lantas apa yang saya pikirkan? 

Pernah atau tidak kalian diadapi krisis percaya diri? Banyaknya kegagalan akhirnya membuat kalian ingin menempuh dan mengulangi jalan yang sebenarnya sama-sama sulit namun "bisa" kalian jalani sebab kalian sudah putus asa dengan jalan lain yang ingin dan semestinya kalian tempuh. Itulah yang saya perbuat dan menjadi kesalahan pribadi. Saya malah mengulangi proses yang sebelumnya saya tinggalkan alih-alih alasan akan angan-angan untuk berada pada kotak yang lain. Setelah mencoba banyak hal dan gagal, akhirnya saya mencoba kembali untuk meguji apakah saya memiliki potensi (setidaknya apakah saya dapat dipercaya). Ternyata "semesta" mendukung itu, saya di beri kemudahan melalui jalan yang serupa tapi tidak memerimanya. Kemudian timbul pertanyaan jika membahas tulisan sebelumnya mengenai pengertian "passion" saya yang sebenarnya tentang hal yang kreatif dan eksploratif. Bukankah saya tulis hal itu dapat diterapkan di banyak posisi? dan bukankah posisi yang ditawarkan pun mendukung atribut tersebut?

Jawabanya, iya! seharusnya. 

Aspek yang menjadi kualifikasi serta "keinginan" sudah ada di wadah terakhir yang menerima tersebut, namun... tidak sepenuhnya. Saya hampir mengambilnya jika tidak kembali menanyakan diri seputar seeksplor dan sekreatif apa bekerja disana. Untungnya, ada kesempatan saya berbicara dengan pihak perusahaan. Saya ujarkan pertanyaan-pertanyaan saat mereka menerima melalui telpon. 

Ternyata, sering kali Tuhan menunjukan banyak pilihan dan peristiwa yang tidak terduga. Kita dihadapkan dengan kebingunggan terhadap jawaban yang diperlukan. Lalu saya simpulkan, Kuncinya tanya hati dan buat kebingungan lain secara terperinci kedalam sebuah pertanyaan baru yang dapat dilontarkan kepada pihak luar untuk mendapatkan jawaban yang kita butuhkan. Setelah saya melakukan itu, saya tahu betul bahwa perusahaan yang sebenarnya sangat baik itu bukan wadah yang tepat untuk mendukung mimpi saya saat ini. Ada hal yang saya pikir tidak bisa saya lakukan disana jika saya mencari "kreatifitas" dan "eksploritas" sesuai minat sepenuhnya. 

Dan karena itu, Lagi dan lagi kesabaran teruji karena keyakinan yang masih memutuskan.

Namun terlepas dari apa yang terjadi, ada hal yang mengembirakan. Saat ini saya menghadapi projek dimana saya yakin segala hal yang menjadi minat, kemampuan, juga keinginan dapat diterapkan. Saya harap projek ini tidak hanya berguna bagi diri sendiri juga tim, namun banyak orang suatu saat nanti. Saya pun tetap mencoba untuk memeroleh mimpi yang seharusnya di raih dan harus tetap gigih.

Sekian secoret kisah mengenai hal yang saya "anggap" sebagai bentuk tawar-menawar keteguhan. Semoga kita semua dapat menemukan segala bentuk jawaban kehidupan yang rumit ini.


Terakhir, 
Terimakasih untuk kedua perusahaan yang saya singgung karena telah memercayai dan menerima saya, sukses selalu :
  • SMI Asia Australia
  • PT Nano SNG