Membahas Isu Bullying – Artikel Edukasi Diri #Motivasi

1:33 AM 0 Comments A+ a-





Bullying is for Losers"


Image result for bullying logo


#EdisiSudutPandang


Dewasa ini kasus bullying atau penindasan mulai terangkat kembali kepermukaan dan menjadi perbincangan yang tidak akan pernah ada habisnya. Mengingat, isu bullying sendiri yang marak terjadi di banyak lingkungan yang melibatkan kaum minoritas atau mereka yang dianggap berbeda sebagai korban, serta mereka yang sebenarnya diciptakan sama, yaitu manusia sebagai pelakunya. Salah satunya, yaitu kasus penindasan yang terjadi di salah satu Universitas Swasta yang dilakukan beberapa mahasiswa kepada salah seorang mahasiswa lain yang memiliki kelebihan berbeda juga berkebutuhan khusus. Sebelum saya membahas dan menuangkan sedikit sudut pandang saya mengenai kasus ini, saya ingin menjabarkan beberapa poin penting mengenai bullying berdasarkan pengertian juga dampaknya.


Bullying atau dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai penindasan pertama kali di kenal pada tahun 1960-1970 oleh seorang ahli fisika di Swedia bernama Heineman dengan istilah mobbing. Mobbing pada awalnya memiliki arti yaitu,  serangan sekelompok hewan kepada seekor binatang, yang kemudian di ganti menjadi istilah bullying. Menurut para ahli pengertiannya adalah suatu agresi atau perilaku agresif dimana seseorang memberikan perlakuan agresif tersebut bertujuan untuk melukai atau membuat korbannya merasa tidak nyaman (sumber : www.halopsikolog.com).


Sementara adapun  pengertian bullying menurut beberapa ahli, diantaranya :


1. Susanti (2006),


“Bullying berasal dari kata bully yang artinya penggertak, orang yang mengganggu orang yang lemah.”


2. Rigby (2005; dalam Anesty, 2009),


Bullying merupakan sebuah hasrat untuk menyakiti. Hasrat ini diperlihatkan dalam aksi, menyebabkan seseorang menderita. Aksi ini dilakukan secara langsung oleh seseorang atau sekelompok orang yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, biasanya berulang dan dilakukan dengan perasaan senang” (sumber : www.psychologymania.com).


Dari beberapa pengertian di atas dapat saya simpulkan bahwa bullying merupakan suatu tindakan yang memiliki tujuan merugikan orang lain, dilakukan oleh mereka yang menganggap dirinya lebih kuat dibandingkan si “korban” yang biasanya lebih lemah. Aksi bullying ini tentu tidak hanya merugikan si korban seperti rasa tidak nyaman atau rasa takut pada saat tindakan itu terjadi. Selepas itu, akan ada beberapa dampak yang biasanya dialami oleh si korban, diantaranya :
  • Depresi
  • Kecemasan
  • Gangguan Psikosomatis (Gangguan yang melibatkan pikiran dan tubuh)
  • Gangguan Psikiatris (Gangguan fungsi psikologis)
 (sumber : www.halopsikolog.com)



Melihat dampak diatas, bullying tidak hanya sekedar merugikan orang lain namun juga membuat orang lain menderita. karena efek yang diakibatkan tidak hanya langsung, tapi juga berkepanjangan karena menyangkut pikiran juga kejiwaan dari korbanya, apalagi jika bullying dilakukan secara terus-menerus ditambah perlakuan fisik yang pasti lebih merugikan.


Ternyata setelah saya membaca ruang lingkup bullying, tidak hanya pengertian serta dampak yang diakibatkan dari tindakan tersebut. Adapun jenis-jenis bullying yang akan saya jelaskan dibawah ini, diantaranya :
  • Bullying Secara Fisik
Jenis bullying yang menyerang secara langsung si korban dengan meninggalkan luka atau bekas lainnya. Contoh : memalak, memukul, menjewer, menampar, dll.
  • Bullying Secara Verbal
Jenis bullying ini biasanya tidak melukai fisik, namun tetap melukai hati. Misalnya mengejek, mencemooh, menyindir kelemahan mental orang, dll.
  • Bullying secara Psikologis
Jenis bullying ini tidk hanya menyakitkan. Dampaknya langsug menyerang batin korban. Contoh : memfitnah, menyebarkan gosip, mempermalukan korban di depan umum, dan menolak si korban (sumber : http://community-freebullying.blogspot.co.id).
Adapun penambahan jenis bullying yang lain menurut Riauskina, Djuwita, dan Seesetio (2005), yaitu:


  • Perilaku Non-Verbal Langsung, contoh : melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau mengancam, biasanya disertai oleh bullying fisik atau verbal.
  • Perilaku Non-Verbal Tidak Langsung, contoh : mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirim surat kaleng.
  • Pelecehan Seksual, kadang dikategorikan perilaku agresi fisik atau verbal. Meskipun anak aki-laki dan anak perempuan yang melakukan bullying cenderung sama-sama meggunakan bullying verbal, namun pada umumnya, perilaku bullying fisik lebih banyak dilakukan oleh anak laki-laki dan bullying bentuk verbal banyak digunakan oleh anak perempuan.


Selain itu, terdapat pihak-pihak yang biasanya terlibat selain pelaku dan korban dalam tindakan bullying, diantaranya :
  1. Pelaku pengikut
    Pelaku pengikut, yaitu pihak yang ikut melakukan bullying berdasarkan solidaritas kelompok atau rasa setia kawan, konformitas, tuntutan kelompok, atau untuk mendapatkan penerimaan atau pengakuan kelompok.
  2. Saksi
    Saksi merupakan di luar pihak pelaku dan korban sebenarnya ada sekelompok saksi, dimana saksi ini biasanya hanya bisa diam membiarkan kejadian berlangsung, tidak melakukan apapun untuk menolong korban, bahkan seringkali mendukung perlakuan bullying. Saksi cenderung tidak mau ikut campur disebabkan karena takut menjadi korban berikutnya, merasa korban pantas dibully, tidak mau menambah masalah atau tidak mau tahu (Sumber : http://www.sudahdong.com).


Secara garis besar, tidak akan ada habisnya jika kita membahas masalah bullying. Karena, akan ada banyak faktor yang terlibat dalam tindakan tersebut. Ntah itu jika dilihat dari aksinya sendiri, dampak untuk korban, atau bahkan jika kita mau melihat sebab pelaku memulai dan melakukan tindakan seperti itu. Seperti kita tahu bahwa pasti ada sebab seseorang melakukan suatu hal. Hal itu dapat terjadi karena memang sengaja dilakukan atau tidak sengaja. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya faktor pendukung seseorang melakukan hal tersebut, seperti kepribadian atau bahkan lingkungan seseorang melakukan tindakan yang merugikan untuk orang lain. Jadi, akan sangat panjang jika saya menjabarkan semuanya dalam bentuk tulisan serta tidak akan pernah ada habisnya mengingat kasus bullying sangat menyeruak dan terjadi dimana-mana dengan segala jenis juga bentuknya.


Kali ini, saya akan coba mengaitkan pemaparan saya di atas dengan kasus bullying yang terjadi di salah satu Universitas Swasta di Jawa Barat yang baru terjadi akhir-akhir ini. Setelah saya membaca beberapa artikel, dapat diketahui bahwa korban memiliki kepribadian yang berbeda. Beliau meimiliki kelebihan yang berbeda pula, begitupun dengan saya dan yang lainya (sebenarnya). Namun setelah saya melihat cupilkan vidio yang banyak beredar di media sosial, dapat dikatakan tindakan tersebut benar-benar meresahkan. Bagaimana tidak, penindasan dilakukan oleh beberapa orang dengan tanpa maksud dan tujuan yang jelas dan sudah pasti tidak baik. Korban di tarik serta di tahan sementara orang disekitar terlihat mempermainkannya. Jadi jika dikaitkan dengan teori di atas, ini jelas-jelas kasus bullying atau penindasan. Karena dapat dilihat korban merasa tidak nyaman atas perlakuan yang diberikan serta tindakan tersebut dilakukan beberapa orang kepada seseorang “saja” yang terkesan mereka mengganggu yang lebih lemah (walaupun kenyataanya belum tentu demikian).


Hal lain yang menyebabkan tindakan tersebut dapat dikatakan sebagai bullying atau penindasan karena ini dilakukan secara verbal dengan mengejek (dalam vidio terdengar korban pun diteriaki), psikologis dengan mempermalukan korban, serta mungkin fisik karena korban sempat di tahan-tahan. Selain itu, dalam vidio tergambarkan dengan jelas adanya pihak lain selain korban dan pelaku. Yaitu saksi dan pelaku pendukung yang ada disekitar area penindasan di lingkungan kampus tersebut. Walau penindasan tersebut terlihat dalam waktu kurang dari 15 detik, artinya bukan penindasan yang dilakukan dalam jangka waktu yang cukup panjang, penindasan tetaplah penindasan. Tidak ada pembenaran kata untuk mendukung aksi itu dikatakan sebagai aksi yang positif. Karena jika dikaitkan terhadap teori pun aksi tersebut sudah memenuhi kriteria dan tergolong terhadap aksi bullying.


Bahkan ada hal yang membuat saya berpikiri mengapa hal tersebut harus terjadi, melihat adanya fakta yang menyatakan bahwa pelaku merupakan teman korban, seperti di kutip di halaman Tempo.co :


"Bercandanya sudah tidak wajar. Itu berlebihan. Yang melakukan teman seangkatannya. Bahkan sekelasnya," Menurut Bapak Irwan Bastian selaku Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas tersebut, Senin, 17 Juli 2017 (Sumber : https://metro.tempo.co )


Artinya teman apalagi satu angkatan bahkan satu kelas yang terbiasa bersama seharusnya lebih mengerti dan memaklumi keadaannya. Terlepas dengan alasan iseng atau bercanda, jika dilakukan di ruang publik tetap lah suatu penindasan karena tergolong unsur mempermalukan orang lain. Hal itu benar-benar meresahkan, bagi kita semua yang “normal”, yang menonton vidio tersebut. Apalagi, terdapat hal lain yang membuat saya tidak habis pikir. Orang-orang disekitar tampak tidak peduli bahkan ada yang bertepuk tangan. Menurut saya, itu bukan hal yang dewasa yang seharusnya dicerminkan oleh seorang mahasiswa. Mahasiswa seharusnya memiliki kepribadian yang lebih dewasa, bijak, dan pintar memosisikan dirinya, bukan bertindak sebaliknya dan tampak seperti kekanak-kanakan. Mahasiswa seharusnya tahu porsi yang sesuai untuk melakukan suatu hal. Mahasiswa seharusnya tahu batasan akan aksi yang harus dan tidak harus dilakukan.


Menurut saya, tindakan bullying di universitas tersebut sudah seharusnya di usut mengingat kasus tersebut terjadi di lingkungan pendidikan. Pihak universitas pun diharapkan dapat memberi sanksi yang sesuai untuk tujuan pendisiplinan mahasiswanya. Terlepas apapun alasan yang diutarakan pelaku, mempermalukan orang lain secara bersamaan kepada seseorang merupakan salah satu faktor yang menyebabkan suatu tindakan dikatakan tindakan bullying.  Tindakan yang sama sekali tidak bermartabat dan cenderung mencontohkan hal yang tidak benar kepada banyak orang. Kemudian, pentingnya juga sosialisasi sikap yang seharusnya tidak hanya dilakukan di universitas tersebut namun seluruh universitas yang ada. Sosialisasi agar tidak terjadi kasus yang sama, sosialisasi untuk pelaku yang harus lebih “sadar diri”, sosialisasi untuk korban yang sedang mengalami hal yang sama, dan sosialisasi untuk saksi agar lebih vokal membela hal yang patut mereka bela.


Image result for bullying


Bullying atau penindasan sendiri tidak hanya dilakukan oleh mereka di lingkungan pendidikan saja. Hal ini banyak terjadi dimana-mana dari segala usia, baik pria maupun wanita. Terjadi dari jaman dahulu sampai sekarang, di jaman millennial. Jaman yang seharusnya dapat mendidik banyak orang dengan dipermudahnya segala sesuatu, untuk mereka dapat menjadi pribadi yang lebih pintar dan cerdas dengan kemajuan teknologi yang ada. Namun seiring dengan itu, bullying malah tumbuh bersama dan semakin mempermudah orang-orang melakukan aksi tersebut dengan sadar atau pun tidak sadar. Contohnya bullying yang juga sering kita lihat di media sosial. Kolom komentar bagi beberapa orang seakan menjadi momok yang menakutkan (khususnya figur masyarakat). Orang dengan mudah melontarkan apa yang mereka pikir benar tanpa memerhatikan kajian kata yang mereka utarakan. Mereka tidak berpikir apakah itu menyakitkan atau tidak. Mereka hanya memikirkan hak mereka sebagai pengguna terhadap wadah ekspresi yang seharusnya digunakan secara bijak.


Kesimpulannya, bullying merupakan hal negatif untuk dilakukan dengan alasan apapun itu, memiliki dampak yang merugikan salah satu pihak, tidak menguntungkan pelaku bahkan hanya sekedar rasa puas yang tidak baik, mendidik diri menjadi pribadi yang bahkan lebih buruk daripada korban yang di tindas, serta menciptakan lingkungan yang tidak positif. Kita sesama manusia atau mahluk hidup dengan segala bentuk perbedaan, seharusnya hidup saling menyeimbangkan satu sama lainnya. Kita harus saling mendukung dan membantu juga saling menghormati terhadap kekurangan serta kelebihan orang lain. Fokus terhadap kebaikan dan hal positif bukan hal sebaliknya serta berupaya menghapus kita sebagai pihak korban, pelaku, pelaku pendukung, ataupun saksi dari setiap tindakan negatif yang ada.


Saya harap, tulisan ini dapat mengedukasi dan menginspirasi pembaca untuk menjadi pribadi yang lebih bermoral dalam menjalani hidup, mengedukasi pembaca untuk menjadi pribadi yang lebih berani untuk terus berada pada koridor yang benar, dan menginspirasi pembaca untuk berpikir secara bijak dan dewasa. Tidak ada kata salah untuk hidup secara baik, namun selalu tidak ada kata pembenaran untuk melakukan hal sebaliknya apalagi yang merugikan orang lain.


Image result for bullying not cool