Hidup dan Kuliah di Jerman? dari Youtube Gita Savitri Dewi (Gimana Jerman mengubah kami feat. Paul | Tentang Jerman eps.3) #VlogReview
Halo J
Kali ini saya bakal tulis blog pertama edisi #Vlogreview. Di blog kali
ini, tulisannya bakal lebih santai dibandingkan blog pembuka kemarin yang terkesan “sedikit terlalu formal” hehe. Bicara
masalah tulis-menulis, seperti yang saya sebut di blog pembuka bahwa menulis itu adalah hobi saya semenjak smp, tapi sempat hilang dan
baru datang akhir-akhir ini. Salah satu kunci “bisa nulis” itu ya banyak baca,
kemudian diikuti teknik-teknik lainnya. Jujur, minat baca saya ga sebesar
smp/sma dulu walau hampir semua buku yang di baca buku fiksi ringan remaja atau
sekedar cerpen. Bedanya, sekarang yang di baca itu artikel yang kebetulan lewat
di media sosial atau baru di cari kalo bener-bener niat pengen tau.
Well, hobi baca itu kemudian
beralih ke hobi lain yaitu nonton. Salah satunya nonton vidio youtube. Youtube menurut
saya sudah menjadi media kreatif bagi smua orang untuk dapat berkontribusi
dengan segala bentuk jenis konten vidio, mulai dengan musik, film, permainan
sampai yang paling terbaru dan banyak orang buat adalah vlog atau video blog. Nah,
saya akan coba menulis berbekal materi yang saya dapat setelah menonton salah
satu konten vidio yang ada pada salah satu Youtuber/Vlogger
Indonesia, yaitu Gita Savitri Devi dalam vidio nya yang berjudul “Gimana
Jerman mengubah kami feat. Paul | Tentang Jerman eps.3.” (sedikit info di
video playlist “Tentang jerman” nya Gita
Savitri, episode 3 ini adalah episode pertama yang saya tonton, tapi
masih ada beberapa episode Tentang Jerman lainnya dengan lawan bicara yang
berbeda)
Seperti judulnya di vidio Tentang
Jerman episode 3 di atas, Gita Savitri bercakap panjang lebar bersama Paulus
Andreas, Mahasiswa Kedokteran di Jerman yang juga sempat muncul dalam beberapa Vlog Gita lainnya mengenai bagaimana
Jerman dapat mengubah hidup mereka. Setelah menonton vidio tersebut, saya coba
jabarkan ke dalam beberapa point
menurut perspektif Gita Savitri dalam vlog-nya,
diantaranya :
1. Hidup Lebih Mandiri
Di poin
nomor satu ini, Paul menjelaskan hal pertama yang mengubah hidup mereka adalah
bagaimana mereka bisa hidup lebih mandiri. Hidup secara mandiri yang mereka maksud
bukan hanya hidup sendiri, melainkan hidup dengan mengurus banyak hal oleh diri
sendiri. Mulai dengan mengurus tempat tinggal, mengurus makanan sampai bahan
makanan kedepannya, membayar segala hal yang dibutuhkan seperti bayar listrik,
rumah, telpon, uang kuliah dll. Hidup mandiri ini kemudian menjadi pondasi
bagaimana kedua orang dalam vidio itu dapat bertahan dan memeroleh banyak
perubahan positif dalam hidup mereka. Seperti yang ada di nomor 2,
2. Lebih On Time
“Jam
itu, jam karet” kata Paul berbicara masalah waktu saat dia masih berada di
Indonesia. Tidak dapat dipungkiri, ketepatan waktu sepertinya masih mahal untuk
dapat di beli oleh kebanyakan orang di Indonesia apalagi berbicara masalah “janjian”.
Orang bisa dengan santai sengaja “ngaret” atau terlambat untuk datang ke tempat
pertemuan (termasuk saya hehe) yang sangat jauh dengan kebiasaan orang Jerman
yang begitu disiplin wktu. Gita dan Paul juga memenjelaskan bahwa estimasi
untuk transportasi publik di Jerman saja benar-benar tepat waktu. Hal itu yang
mendasarkan banyak Orang Jerman pada akhirnya menghargai juga disiplin terhadap
waktu.
3. Lebih Terorganisir
Dari kebiasaan
tepat waktu Orang Jerman yang juga mereka terapkan, akhirnya baru disadari
bahwa hal itu memengaruhi kehidupan Gita dan Paul selanjutnya. Hidup dapat
dikatakan lebih terorganisir. Keduanya mengakui mereka lebih well-prepared, contohnya masalah ujian
yang mereka siapkan jauh-jauh hari dan sudah menjadi kebudayaan yang menjamur
secara positif bagi mahasiswa disana. persiapan apapun itu menjadi penting
kemudian.
4. Jadi Gak Kepoan
Dalam
vidio berdurasi 12:43 detik tersebut, Gita dan Paul menjabarkan bahwa Orang Jerman
tidak “se-kepo” Orang Indonesia yang mudah penasaran terhadap sesuatu yang
bukan urusan mereka. Di satu sisi rasa penasaran itu dibutuhkan, namun harus
pada tempat dan porsi yang sesuai. Sementara
di Jerman sendiri, orang-orang itu lebih
acuh terhadap apa yang bukan urusannya seperti agama, umur, keluarga, dll karena
itu bersifat privasi dan cukup sensitif. Menurut Gita, Hal itu yang membuat
kita menjadi tau batasan dan semuanya tergantung pilihan hidup masing-masing.
5. Lebih Gak Mageran
Paul bilang
kehidupan di Jerman sendiri merubah pola pikir dia yang dulu hanya fokus kuliah.
Melihat adanya kesempatan yang sayang jika di sia-siakan, perlahan setelah tiga
tahun menetap disana dia dapat kuliah diiringi dengan bekerja. Hal itu bukan
hanya positif tapi juga produktif. Bagaimana pun, hidup sendiri di luar negri
pasti akan terasa lebih sulit khususnya masalah finansial. Tidak ada salahnya dengan melihat dan memanfaatkan peluang yang
ada, lalu mencoba untuk menghasilkan pendapatan yang lebih.
6. Berani Ngutarain Pendapat
“Kalo
di Indonesia, ini salah gak ya, opini gue bener ga ya?” obrolan dua orang dalam
vidio tentang kebiasaan mengutarakan pendapat Orang Indonesia yang banyak ragu.
Menurut Gita pendapat gak ada yang benar atau salah karena tergantung cara kita
berpikir. Dia menambahkan Orang Jerman mayoritas menghargai pendapat orang lain
bahkan meresponnya. Begitupun dengan anak kecil disana yang di bentuk dengan
cara berani mengemukakan pendapat, memberikan alasan dari setiap keadaan,
sehingga budaya yang di bentuk dari kecil dengan menggutarakan pendapat dan
memakai logika ini dapat menghasilkan pribadi yang berani khususnya
berpendapat.
7. Lebih Gak Neko-Neko
Di nomor
tujuh Gita Savitri memaparkan Orang jerman lebih tidak neko-neko, contohnya
dalam gaya berpakaian. Berbeda dengan pribumi di Indonesia yang mayoritasnya
tinggal di kota besar, lebih senang jika terlihat “wah” dalam cara berpakaian.
Kebiasaan Orang Jerman yang tidak neko-neko ini, lantas membuat Gita tampil
dengan apa adanya.
8. Lebih Peduli Lingkungan
Jerman
merupakan negara yang sangat “concern”
pada lingkungan. Pemilihan sampah dari
mulai plastik, kertas, hingga beling pun
merupakan hal yang sangat diperhatikan, begitupun menurut Paul.
Dan ini
adalah point yang cukup menarik bagi
saya secara personal. Karena selama menoton vidio di nomor delapan ini, ada
sedikit perbedaan pendapat antara Gita
dan Paul mengenai kebiasaan lama mereka saat tinggal di Indonesia. Paulus yang
dulu seakan tidak bisa membawa sampah kemana-mana hingga buang sampah
sembarangan, sementara Gita yang dengan sisi difensifnya berpendapat bahwa
tanggung jawab terkecil yang bisa kita lakukan untuk negara kita, tempat kita
tinggal, lngkungan kita sendiri yaitu dengan tidak membuang sampah sembarangan.
“You dont
deserve this planet!” Kata Gita di akhir penjelasannya kepada orang-orang yang
membuang sampah sembarangan. (y)
9. Belajar Karena Ingin Ngerti
“Budaya
nyontek kurang menjamur, kalo gak belajar ya “die” kata Gita. :D
Paul bilang
ujian untuk mengetes apa yang sudah dipelajari selama ini, Gita bilang mereka lebih
mementingkan memahami dibandingkan mendapat nilai yang baik. Itu dua pernyataan
yang secara garis besar keduanya sampaikan dalam vidio. Di vidio itu juga Paul
menyayangkan pendidikan indonesia yang kurang luas dan kurang memerdalam
wawasan sehingga seringkali ketika siswa di tanya alasan, mereka tidak tahu. Pelajaran penting bagi kita
setelah mengetahui hal itu bahwa kebanyakan negara maju memiliki pola yang sama
dalam hal pendidikan, yaitu mementingkan pemahaman, memperdalam wawasan hingga
tahu sebab dan akibatnya, dan mengevaluasi pemahaman sesuai apa yang di dapat.
10. Lebih Aware
Di nomor
sepuluh keduanya menjelaskan bahwa mereka lebih “aware” akan apa yang terjadi di sekitar. Hal itu membentuk mereka
secara sadar karena kebiasaan umum Orang Jerman atau bahkan mayoritas Orang
Indonesia di Jerman yang saat bertemu itu selalu membicarakan general knowladge atau pengetahuan umum,
seperti adanya serangan atau peperangan dll, bukan fokus pada gosip selebriti
seperti yang setiap pagi sampe sore sering kita dengar dan lihat di TV
nasional.
11. Lebih Rajin Baca Berita
Di nomor
terakhir ini, Gita mengemukakan bahwa akhirnya dengan “aware” pada apa yang terjadi di sekitar itu membuat dirinya menjadi
lebih rajin. Rajin dan tertarik mencari tahu tentang banyak hal seperti
kesehatan, politik, ekonomi, dll.
· * Catatan
Tambahan dalam Vidio
Problema di Indonesia?
Paul : Fokus hidup di Indonesia masih
lebih pada hal yang dangkal dan hanya apa yang terlihat mata. Apa yang bisa dikontribusikan
untuk lingkungan dan sosial seharusnya itulah yang menjadi fokus hidup kita Orang
Indonesia.
Pesan
Gita : Kontribusi anak bangsa
merupakan tanggung jawab massing-masing yang harus ditumbuhkan. Penting menumbuhkan
rasa peduli terhadap negara sndiri, tidak hanya diri sendiri, kesejahterajaan
keluarga sendiri, tapi juga negara.
Sekian penjelasan saya dalam blog pertama edisi #vlogreview di Jurnal
Salman. Saya harap tulisan ini dapat bermanfaat dan membuka wawasan kita
seluas-luasnya tentang apa yang harusnya kita lakukan sebagai manusia pada
umumnya, dan Orang Indonesia pada khususnya mengenai hidup agar lebih baik dengan
bercermin kepada kebiasaan Orang Jerman dan lingkungannya menurut pengalaman
Gita Savitri dan Paulus dalam Vlog-nya.
Dalam tulisan ini, saya ingin mengutarakan bahwa
bukan berarti Negara Jerman lebih baik (walau kenyataannya mungkin iya “termasuk
negara maju” hehe) karena pada dasarnya
setiap negara pasti memiliki kelebihan, kekurangan, serta keunikannya
masing-masing (klasik). Tapi yang terpenting lebih dari itu semua,
bagaimana kita secara bijak juga pintar dapat mengambil apa yang baik kemudian
mengaplikasikannya hingga kita betul-betul menjadi individu yang unggul serta
dapat berkontribusi membangun negara tercinta Indonesia menjadi negara yang
lebih maju dan lebih positif lagi.
Di ujung tulisan ini saya juga ingin
menyampaikan mohon maaf bila ada salah kata, cara penulisan yang kurang tepat,
atau mungkin ada pihak yang tidak berkenan dengan tulisan yang saya buat ini,
silahkan tinggalkan kritik, saran, dan komentar lainnya.
Terimakasih J
- Produktifitas dapat dilakukan dari
hal kecil yang bisa kita lakukan.
CHECK Youtube Gita Tentang Jerman Eps.
3 : https://www.youtube.com/watch?v=oaAPMIkKMHM
Youtube : @Gita Savitri Devi OUT!
(Jangan lupa Subscribe channel saya juga : @Mumpung Muda Production J)
1 comments:
Write commentsSollen wir nach Deutschland fahren?
Reply